söndag 31 augusti 2008

Selamat datang ramadhan....

"Sejauh-jauh burung terbang, dia akan kembali ke sarang...."
Klise?
Ya....
Sejauh-jauh merantau, manusia akan kembali mengenang & merindukan kehidupan awalnya.
Ya, saya telah terbang, merantau, melintas batas benua, lautan & akhirnya sampai ke sebuah negeri di kutub utara.
Besok ramadhan tiba, seketika saya merindukan, amat merindukannya.
Saya rindu suasana ramadhan di Tanah Air tercinta, Indonesia.
Tiba-tiba saya merindukan masa kecil saya di sebuat tempat di Jakarta.
Masa-masa di mana suasana religius masih begitu kuat & kental.
Ketika kami menyantap sahur bersama.
Ketika saya, adik2 & kakak2 menunggu orang tua kembali ke rumah menjelang maghrib.
Ketika kami duduk tidak sabar menunggu waktu berbuka & kemudian bergegas menyambar makanan, sesaat kami mendengar azan & bedug dari mesjid terdekat.
Ketika kami shalat magrib berjamaah diimani ayah tercinta, yang memimpin kami dengan doa:

"Ya, Allah, Tuhan pemilik bumi & langit, lindungilah kami dari azabmu.
Lindungi isteri & anak2 kami dari iri & dengki. Jadikanlah mereka anak-anak yang saleh & berbakti kepada orang tua. Berikanlah rahmatMu
kepada kami, berikanlah kami rejeki yang halal. Lapangkanlah jalan kami menuju
syurga, maafkanlah kesalahan ibu bapak kami, kesalahan kami kepada
mereka.....dst"


Ketika saya, adik2, kakak2 & anak2 tetangga berlarian ke
mesjid untuk bertarawih memuji Tuhan kami.

Wahai Allah
pencipta langit dan bumi.
Tiba-tiba saya merindukanMu.
Saya rindu berada dalam dekapanmu
Saya rindu menangis dalam sejadah & menyerahkan diriku bulat-bulat padamu.
Saya rindu memuji namaMu ditengah pekatnya malam & membaca ayat-ayat suciMu.

Ya, Allah maafkan aku yang sering melupakan & menjauh dariMu.
Tiba-tiba menjelang ramadhan, saya menjadi begitu sentimentil.
Tiba-tiba di tengah-tengah kemapanan negeri barat, saya merasa telah
'kehilangan' rohku.
Tiba-tiba saya merasa amat kecil, hampa....
Saya rindu Tuhanku.
Saya rindu Rasulku
Saya rindu ramadhan di Tanah Air.
Bersyukurlah mereka yang menjalankan ramadhan ditengah-tengah keluarga, meski mungkin mereka sendiri tak pernah menyadari karunia itu.

Inga kommentarer: