lördag 22 november 2008

Akal-akalan akhir tahun?

Minggu lalu, saya ketemu teman, dia tanya: "Udah tahu belum? KBRI akan bikin acara sosialisasi Pemilu akhir November ini?"

Saya: "Ah, kan kemarin baru dari sini?"

Teman: "Itulah. Cari proyek aja kali, ya."

Saya: "Hm...akhir tahun sih ya, mau tutup buku, abis2in budget tahun ini"

Teman: "Ha...ha...iya ya."

Ini sih, cerita yg amat biasa. Konon klo budget thn ini tersisa alias gak habis, bisa jd thn depan budget dikurangi. Jd lbh baik budget yg ada digunakan biar th depan klo perlu minta tambah budget. Saya gak pernah jd pegawai negeri, tp itu mah udah rahasia umum.

Bulan lalu KBRI baru mengunjungi masyarakat di kota saya. Padahal, klo memang niatnya tulus utk negara, kan bisa pertemuan itu dimanfaatkan utk sosialisasi pemilu ketimbang cuma makan2 tanpa ada acara & tujuan yg jelas.

Oh...Indonesia, negeri penghutang terbesar yg mentalitas birokratnya gak berubah2 & gak mau bertobat.

Begitulah perwakilan Indonesia di luar negeri yg bekerja tanpa planning & pikirannya cuma proyek & proyek, rebutan SPJ....Bah!

Note: Ini sebuah kebetulan, setelah tulisan ini saya buat di bln November 2008, sebulan kemudian Kompas online jg memuat berita soal cara2 menghabiskan anggaran di departemen. Berikut linknya:http://www.kompas.com/read/xml/2008/12/12/08084468/mari.ramai-ramai.habiskan.anggaran...

fredag 14 november 2008

Beli hadiah buat pejabat? No way.....

Ini cerita ttg bagaimana feodalnya masyarakat Indonesia, meski sebagian sudah bulukan di luar negeri. Bulan lalu, saya sedang merayakan ultah di sebuah resto India bersama keluarga serta seorang sahabat & keluarganya.

Tiba2 mobile telp saya berbunyi. Hm...saya lihat nama Mr.Q (sebut aja begitu), kok jd malas menjawab rasanya. Ini orang gak pernah telp saya, klo tiba2 menghubungi saya, pasti seperti biasa krn ada maunya.

Saya: "Eh...tumben ada apa?"

Q malu2 sambil cengengesan: "Minal aidhin ya..."

Saya yg dasarnya susah basi basi dg kaku bilang: "Oke thx...", sambil berdebar2 menanti lanjutan.

Q: "Ini, tahu kan dubes mau ke sini"

Hati kecil saya langsung pingin teriak: "apa kata gw...ini orang pasti ada butuhnya..."

Trus saya tanya: "Kenapa???"

Q: "Ini nih, besok kan Dubes ngundang kita makan. Kita pingin kumpulin duit 50 kronor buat beli hadiah mangkok dari keramik buat Dubes."

Saya langsung mendidih: "Gak...!!!! Ngapain sih, pakai acara beli2 hadiah. Lah, dia ngundang kita kan pakai duit rakyat. Dia datang ke sini bawa badan doang, dpt SPJ, trus mau kita kasih hadiah pula. Gak make sense ah!!! Paling makanannya juga apa sih?"

Q agaknya langsung sebel & mangkel: "ah elu, banyak makanannya besok!"

Saya: "Tetap aja pakai duit rakyat. Gak...sori gw gak ikutan. Bukan gw pelit, tp ngapain ngasih2 hadiah buat pejabat. Sori dalam hal ini gw streng! Sori banget gw gak ikutan."

Q: "Oke dah..." Mungkin mangkel setengah mati.

Acara makan malam saya & keluarga pun hancur krn mood rusak. Suami saya & suami teman saya langsung tanya ada apa. Saya ceritakan. Mereka cuma bisa menggeleng2kan kepala. Menurut mereka, klo sang Dubes dtg ke kota kami dgn membawa misi kerja & bikin kegiatan promosi Indonesia, lain persoalan. Lah...ini kan cuma undang makan. Uangnya pun bukan uang dia, tp uang Pemerintah RI, uang rakyat Indonesia.

***

Sebetulnya hati saya jd gak sreg & malas menghadiri undangan Dubes sejak diajak beli hadiah buat dia. Tp kalau gak datang, nanti dibilang sombong. Susah juga ya. Besoknya, saya paksakan diri datang. Duh...ngundang 60 orang di resto Mongolian Barbeque, di bawah tanah pula alias basement. Kebayang deh sumpeknya ngantri & menunggu makanan kita digoreng satu persatu. Gak efisien banget.

Lucunya, begitu mau tambah minum, seorang temen berbisik: "Mbak, tambah minum bayar sendiri!" Ah....model bule rupanya. Busyyeeet...nih Dubes gak niat banget ngundang. Beda banget dgn dubes2 sebelumnya.

Ditengah acara, ibu2 dengan bangganya memberi hadiah kpd Dubes. Ha...ha...pingin ketawa saya rasanya. Oh...bangsaku yg feodal...bego atau apa sih??? Mau2an beli hadiah buat pejabat yg gaji & fasilitasnya mungkin 7 kali gaji mereka. Sementara mereka jadi kuli di negeri orang.

Setelah sebagian orang usai makan, saya tanya ke Dubes yg duduk semeja, "Bu, gak pidato?

Dubes: "Gak ada microphone"

Saya, langsung angkat gelas & sendok: "Kan bisa klinting2in gelas Bu. Pasti orang2 jadi diam semua, namanya juga Bu Dubes yg bicara."

Dubes, terdiam & melenguh segan.

Dalam hati saya: Karep mu lah...yang jadi pemimpin kamu, yang dubes kamu! Emang gue pikirin.

Setelah beberapa saat, Dubes & dayang2nya ngacir duluan. Beberapa dari kami terperangah: "Ah...segini doang"

Seorang teman: "Mbak...kok, segini aja acaranya. Yg penting asal ada proyek aja kali ya, Mbak."

Saya tersenyum," Udahlah...diajak makan aja lumayan".

Saya ogah menanggapi banyak2 soalnya udah kapok. Orang Indonesia di sekitar saya suka aneh, mancing2 saya komentar nanti habis itu saya dikerjai.

Saya dengar dari seorang teman yg hadir di acara ini, biaya makan per orang itu 120 kronor atau sekitar 15 dollar. Padahal menurut teman saya di kota lain (yg kebetulan tahu isi perut KBRI), jatah yg diberikan Pemerintah kpd Dubes setiap kali mengundang itu sekitar 50 US dollar/orang. Betul atau tidak, walahuallam! Biarlah Tuhan yg menghakimi mereka yg berdusta diatas penderitaan rakyat Indonesia.


****

Ini sekedar cerita iseng di LN, cerita sampah yg kegunaannya terserah & tergantung bagaimana Anda mengolahnya. Mau dianggap positif, artinya ini sebuah pelajaran kali aja suatu saat Anda jd pejabat. Klo pun dianggap negatif, ya, gak pa2.

Saya bukan anti KBRI & Dubes, tp melihat kualitas Dubes yg gak ambisius, gak kreatif & gak inovatif dlm mempromosikan Indonesia (setidaknya dlm ukuran saya), jengkel sendiri rasanya. Kalau diajak promosi, alasannya selalu gak ada budget! Lah...klo jalan2 ada aja tuh budget.

Mereka itu harusnya malu krn tlh menjadi penghisap devisa neg. Saya lbh salut dg para TKW kita yg menjadi penyumbang devisa meski dihinadinakan & disiksa bangsa lain. Merekalah pahlawan Indonesia sesungguhnya.

fredag 5 september 2008

Muda menumpuk, tua kebingungan....

Tuh judul diatas abstrak amat yak! He...he...

Ini cerita tentang para orang tua di Swedia. Beberapa tahun belakangan ini, klo saya dtg ke rmh ibu mertua, dia sering banget tanya: "Mau ini gak?".

Apa sih yang ditawarin beliau? Ya, macam2. Entah itu tas, baju, sepatu sampai celana dalam (bussyeeet....untung masih baru), sampai barang2 rmh tangga.

Trus saya tanya: "Kenapa kamu gak mau?"

Beliau jawab: "Aku udh punya banyak. Bingung mau taruh di mana & mau dipakai ke mana"

Biasanya, dia dpt barang2 baru itu sebagai hadiah, entah dari ipar saya, menantu yg lain atau produsen dimana dia berlangganan sesuatu.

Mertua saya memang tinggal di apartemen sederhana dg satu kamar tidur, sejak menjelang pensiun beberapa tahun lalu. Maklum di Swedia gak ada pembantu, semua harus dikerjakan sendiri. Jadi begitu pensiun, banyak orang Swedia pindah dari rumah ke apartemen kecil demi menghemat tenaga bersih2, he...he....

Nah, kebiasaan menawarkan barang ini ternyata bukan menghinggapi mertua saya doang. Tapi juga tetangga2 mereka yg umumnya berusia 65 ke atas. Kadang saya pingin menolak, tp gak kuasa melihat mata2 mereka yg tulus. Akhirnya demi menyenangkan mereka saya ambil jg, meski kadang gak saya pakai atau malah dikasih ke pihak lain, ha...ha....

Diatas semua itu, saya sering termangu memandangi mereka. Kadang mata saya nanar memandangi barang2 yg membisu dan warnanya mulai memudar di apartemen mertua saya. Tentu banyak diantara barang2 itu yang memiliki histori.

Semua menjadi refleksi buat saya pribadi. Betapa kita manusia ini, memang diciptakan untuk menjadi mahluk rakus ketika muda. Kita bertengkar, berkelahi, merusak bumi utk sebuah produk baru, kalau perlu membunuh, korupsi, mengambil hak orang lain demi mendapatkan sebuah barang atau kekayaan.

Tapi lihatlah...begitu tua, jangankan merawat kekayaan mereka semua, menggunakannya saja sdh gak mampu. Jalan pun tergopoh2, menelan makanan pun susah. Tidur gak enak & hanya beberapa jam saja, sampai tidur yang sesungguhnya alias kematian betul2 menjemput mereka.

Ya, kenapa sih ya, kita manusia harus bersikap rakus???? kenapa kita menjadi srigala bagi sesama, ketika semua itu tak mampu membantu kita ketika kematian datang menjemput?

Klo begitu betul kata kitab suci ya, hanya pahala & perbuatan kita yang akan membantu kita dikemudian hari. Harta akan kita tinggalkan atau lenyap ditelan tsunami. Atau malah membuat anak cucu kita bertengkar.

Ah, ini tulisan iseng doang, sambil nungguin anak sakit. Namanya juga sampah pikiran dari pada ngendap di kepalaku, mending juga dilempar ke blog ini. Syukur2 ada yang baca & memetik hikmah ramadhan dari sini. Amin.

söndag 31 augusti 2008

Selamat datang ramadhan....

"Sejauh-jauh burung terbang, dia akan kembali ke sarang...."
Klise?
Ya....
Sejauh-jauh merantau, manusia akan kembali mengenang & merindukan kehidupan awalnya.
Ya, saya telah terbang, merantau, melintas batas benua, lautan & akhirnya sampai ke sebuah negeri di kutub utara.
Besok ramadhan tiba, seketika saya merindukan, amat merindukannya.
Saya rindu suasana ramadhan di Tanah Air tercinta, Indonesia.
Tiba-tiba saya merindukan masa kecil saya di sebuat tempat di Jakarta.
Masa-masa di mana suasana religius masih begitu kuat & kental.
Ketika kami menyantap sahur bersama.
Ketika saya, adik2 & kakak2 menunggu orang tua kembali ke rumah menjelang maghrib.
Ketika kami duduk tidak sabar menunggu waktu berbuka & kemudian bergegas menyambar makanan, sesaat kami mendengar azan & bedug dari mesjid terdekat.
Ketika kami shalat magrib berjamaah diimani ayah tercinta, yang memimpin kami dengan doa:

"Ya, Allah, Tuhan pemilik bumi & langit, lindungilah kami dari azabmu.
Lindungi isteri & anak2 kami dari iri & dengki. Jadikanlah mereka anak-anak yang saleh & berbakti kepada orang tua. Berikanlah rahmatMu
kepada kami, berikanlah kami rejeki yang halal. Lapangkanlah jalan kami menuju
syurga, maafkanlah kesalahan ibu bapak kami, kesalahan kami kepada
mereka.....dst"


Ketika saya, adik2, kakak2 & anak2 tetangga berlarian ke
mesjid untuk bertarawih memuji Tuhan kami.

Wahai Allah
pencipta langit dan bumi.
Tiba-tiba saya merindukanMu.
Saya rindu berada dalam dekapanmu
Saya rindu menangis dalam sejadah & menyerahkan diriku bulat-bulat padamu.
Saya rindu memuji namaMu ditengah pekatnya malam & membaca ayat-ayat suciMu.

Ya, Allah maafkan aku yang sering melupakan & menjauh dariMu.
Tiba-tiba menjelang ramadhan, saya menjadi begitu sentimentil.
Tiba-tiba di tengah-tengah kemapanan negeri barat, saya merasa telah
'kehilangan' rohku.
Tiba-tiba saya merasa amat kecil, hampa....
Saya rindu Tuhanku.
Saya rindu Rasulku
Saya rindu ramadhan di Tanah Air.
Bersyukurlah mereka yang menjalankan ramadhan ditengah-tengah keluarga, meski mungkin mereka sendiri tak pernah menyadari karunia itu.

fredag 25 april 2008

Bapakku bukan laki-laki...Kamu masih perawan...???

Salah satu hobi gw adalah, nguping pembicaraan orang di sekeliling gw, apalagi saat di tempat umum. Rasanya asik aja, kadang lucu, mengharukan, sedih dll. Dulu jaman di Indonesia, klo lg suntuk, gw suka tuh keluyuran sendiri sambil cari bahan perbandingan, mana yg lebih beruntung: gw atau orang2 di jalan itu? Biasanya sih, setelah itu gw jd kuat lagi. Krn ternyata, gw msh lbh beruntung dibanding jutaan manusia Indonesia. Nah, sekarang gw mau cerita perbincangan remeh temeh orang lain, tapi ini kejadian di Swedia.

Belum lama ini, gw sdg duduk di ruang tunggu klinik bersama anak semata wayang gw, sambil buka2 majalah Elle Interior. Tiba2 seorang ibu datang dengan 2 anak kecil. Si bayi tidur di kereta dorongnya. Puteranya yg besar (umur 2 th-an) diduduki sang ibu di kursi depan gw.

Sang ibu, sambil ngerogoh HP di tasnya: "Bentar ya, mama telpon papa dulu spy jemput kita".
Eh si anak yg besar, sambil buka2 majalah Donald Bebek teriak: "Mama...bapakku bukan laki-laki..."
Sang ibu terdiam, bengong, gak jadi telpon tp malah natap anaknya.
Sang anak (sambil geleng2 kepala): "Bapakku bukan laki-laki, dia seorang bapak."
Ah...ibunya bernafas lega.

Gw senyum2 aja dengar tuh anak ngomong. Sebetulnya sih, gemes, pengen cowel2 tuh anak. Tapi he...he...ini Swedia bung...mana boleh cowel2 anak orang kagak dikenal. Klo di Indonesia mah, biasa tuh SKSD (sok deket sok kenal) ama anak orang.

*****
Minggu lalu, gw ngantar anak & hubby berenang. Krn berhalangan, jd gw duduk di ruang tunggu sambil berusaha nyelesaian novel yg lagi gw baca. Tiba2 seorang kakek tua umur 80-an, mendekati dua remaja cewek di bangku sebelah. Agaknya salah satu dari mereka udh kenal si Aki & mulai menggoda dia. Hi...hi...gw jd ingat diri sendiri yg suka banget jahilin kakek2 & nenek2 (dlm arti bikin senang mereka). Lama2 gw keganggu juga dg mereka, akhirnya novel gw tutup & mulai nguping pembicaraan mereka sambil senyum2.
Tiba2 si kakek mendekati cewek yg cantik: "Ah...kamu udh gak perawan kan?"
What...??? Gw kaget dg pertanyaan si Aki yg nyodok itu. Dua cewek itu pun merah padam. Mereka kelihatan malu ama gw, tp gw pura2 bego aja & pura2 baca novel lagi.
Cewek yg satu: "Eh...Karl Axel kamu salah! Dia masih kecil loh, masih 13 thn."
Si Aki gak mau kalah, sambil nunjuk2: "Ah...tetap aja, kamu gak perawan lagi."
Si neng cantik: "Ah...gw belum punya cowok, tahu! Gimana bisa gak perawan?"
Si Aki ngeyel: "Oh..berarti kamu pemalu dong, buktinya gak ada yg mau ama kamu."
Si neng satunya: "Karl Axel...sudah sana keluar...tuh di luar lagi terik. Lebih bagus kamu nikmati matahari!" Si Aki pun nurut & pergi...

Hi..hi...terus terang, dialog itu menarik buat gw secara gw datang dr Indonesia, di mana soal keperawanan masih jd masalah sensitif. Tp di Swedia, anak2 remaja kehilangan keperawanan adalah hal biasa. Setiap sekolah, selalu disediakan suster/perawat yg bahkan menyediakan kondom utk anak2 (katanya sih...) di ruangannya. Suster juga selalu menyediakan waktu utk tempat curhat/sex education bagi para remaja itu. Ha...ha...ada2 aja.

fredag 18 januari 2008

Ketika 'the beast' mengalahkan 'the beauty'

Akhirnya drama perceraian Halimah (H5)vs Bambang Tri (BT)mencapai klimaks ketika hakim mengabulkan gugatan cerai BT. Gw terhenyak sampai rasanya betul2 bad mood seharian. Hi....hi...kok aneh sih, orang lain yg cerai gw yg sedih, pdhl sodara bukan, teman pun bukan.

Sebagai perempuan, isteri & ibu (spt kebanyakan ibu2 & perempuan normal yg bela H5), tentu aja hati gw ikut teriris2. Ih...gak kebayang deh, kekasih, suami atau ayah gw diambil orang. Jangankan yg udh jadi suami, putus ama pacar aja dunia serasa mau runtuh.

Soal H5 vs BT sih, udh kita duga, pasti hakim memenangkan pihak BT. Anak kecil jg tahu, kuku keluarga Soeharto msh mencengkram tajam di mana2, apalagi duitnya bejibun. Buat gw yg gak percaya dg cinta buta, rasanya sulit bisa dipercaya BT melepas isterinya yg cantik, intelek dll demi seorang Mayangsari. Kata kakak gw, itulah jeleknya pria, sekali jatuh cinta, betul2 lupa segalanya. Masak sih? klo gw blg, BT-nya aja yg lg gelap mata & gak bersyukur. Orang lain mau punya isteri cantik, pintar, intelek dll, susah banget. Orang lain mau punya anak susah, eh dia dpt 3 ekor he..he...ada anak perempuan & laki2. Lengkap banget tuh hidup. Mungkin benar kata pepatah ya, makan sirloin steak melulu setiap hari bisa bosen, sekali2 makan oncom pasti terasa nikmat. he...he....

Kali sdh suratan takdir ya, gw pernah ketemu ketiga manusia itu: H5, BT & Mayangsari. H5 ketemu cuma sekali, waktu itu (belasan tahun lalu) gw disuruh meliput acara fashion show di Sangri-La Hotel. Konon, uang hasil dari fashion show akan diberikan kpd Gerakan Orang Tua Asuh (GNOT) yg diketuai H5. Beruntung gw dpt kursi wartawan, barisan no.2 Itu acara betul2 menyebalkan krn nga...aret lama banget.

Setelah nunggu cukup lama, sang Ratu H5 pun datang jg dg batik warna cokat & rambut disanggul dg diberi melati putih yg menjd ciri khas dia. Kesan gw waktu itu adalah, doi ibu2 banget, anggun tp agak kaku, pandangannya lurus ke depan dg dagu lancipnya ke atas, hanya sesekali menoleh & pelit senyum (hi...hi...mending gw ya, jelek2 gini suka amal senyum). Setelah fashion show selesai, doi langsung pulang tanpa mengikuti acara selanjutnya, dgn diiringi panitia yg berlaku bak dayang2. H5 memegang buket bunga, Gw cuma mikir: "Segitu doang toh...."Itu loh kesan gw ttg H5 yg gw lht cuma selama kurang dari 1 jam tp nunggunya lama...banget.

BT, sering ketemu dlm berbagai acara krn kebetulan gw wartawan bisnis (pdhl gw gak bs bisnis sama sekali). Cuma baru bisa ngobrol2 dekat saat gw ke Bali meliput acara penataran P4 buat para konglomerat selama beberapa hari. Kalau gak salah itu tahun 96 dimana para taipan diimbau utk mau sedikit berbagi rejeki dg industri kecil spy gak memicu kecemburuan sosial yg membuat suhu politik makin panas, aplg waktu itu isu suksesi mulai bergemuruh di Indonesia.

Sebetulnya itu acara tertutup buat wartawan, tp bos gw dpt bocoran. Maka berangkatlah kami bertiga & gw spt biasa yg kebagian mondar mandir dekati nara sumber. Gw bisa bebas di sana krn gak byk wartawan alias gak ada saingan, apalagi gw wartawati (hi...hi...ngaku aja deh, dulu suka memanfaatkan kecewekan gw buat menarik nara sumber. Soale klo yg nungguin wartawan cewek, biasanya nara sumber suka gak tega loh...). Nah, suatu hari ketika lagi lunch break, Anthony Salim yg memang kenal baik ama gw, langsung melambaikan tangan dari mejanya. Gw pun menghampiri (hi...hi...siapa yg nolak dipanggil taipan terkaya). Disebelahnya duduk BT dan taipan2 lain. Lalu mereka meminta gw duduk & makan bersama mereka. Ya, kesempatan dong bisa sambil bercanda & ngorek2 berita, dpt ikan tongkol masak dilepas. Itu kesempatan yg amat berkesan & sebagai perempuan dewasa, gw punya kesan 'khusus' ttg BT, yg menurut gw mungkin ada benarnya bahwa dia 'mencari' sesuatu yg dia gak dpt dr H5. Nah, ini nih foto saat makan itu.


Mayangsari, gw ketemu bukan karena ngeliput (hi..hi..gw bukan wartawan infotainment & gak suka banget klo disuruh wwcr artis yg menurut gw hmm....). Suatu ketika, di tahun 2001, gw mau balik ke Swedia dg Air France. Di airport keluarga gw bilang: "Eh, ada Mayangsari tuh ama adiknya. Mau kemana ya? Kayaknya diantar ama cowoknya deh tuh, cakep jg cowoknya." Ternyata, dia satu pesawat dg gw. Nah di Paris, dia berdiri di depan gw saat ngantri di imigrasi. Dia terbang bersama adiknya & seorang cowok yg agak2 bences. Kesan gw, kok, ya, gak ada keren2-nya sama sekali sbg artis. Biasa...banget. Manisnya standar-lah, gak heboh & keren. Kulitnya gelap.

Spy dia gak GR, gw pura2 gak tahu kalau dia artis. Dsr wartawan, akhirnya gatel jg klo gak nanya, pdhl gw sibuk megang kereta dorong anak:
Gw: "Mau ke mana Mbak?"

Ternyata doi gak sombong.

Dia jawab: "Mau ke Amsterdam. Ini mau ganti pesawat."
Gw:"Oh..."

Mayangsari: "Mbak mau ke mana?"

Gw: "Swedia..."

Mayangsari: "Oh...mau ganti pesawat juga dong?Gw: "Iya..."

Mayangsari menatap anak gw & sedikit bingung (mungkin lht eksim di seluruh badan anak gw): "Ini anaknya ya, Mbak?"

Gw: "iya....ini badannya kena allergi jd eksim"

Mayangsari: "Oh...kasihan ya..."

Sudah itu, kami mendapat giliran men-cap paspor masing2. Doi belok ke kanan, gw belok ke kiri. Konon, katanya dia menikah siri dg BT tahun 98 atau 99 gitu. Artinya, saat ketemu gw di Paris thn 2001 itu dia udh ama BT, tp kok,penampilannya dekil. Trus siapa ya, cowok yg anter dia ke airport & menurut adik gw, mesra banget dg si Mayang. Au ah gelap, bukan urusan gw....

Kasus dicerainya isteri pertama gara2 isteri ke-2 memang menyakitkan buat ibu2. Tp mudah2an para ibu, khususnya H2, belajar spy gak take it for granted bahwa suami gak bakal lari dg semua kesempurnaan yg kita miliki.

Gw bs merasakan pedihnya hati H5 (hi...hi...sok teyu deh). Mungkin kepedihan itu bukan cuma krn suami diambil perempuan lain. Tp mungkin yg membuatnya lbh pedih, ternyata perempuan yg mengalahkannya betul2 gak se-level alias gadis ndeso yg gak diperhitungkan sama sekali(duh...emang org desa gak boleh beruntung apa, kejam jg ya, klo kita berpikir begitu).

Klo kita kembali ke agama, akhirnya kita cuma bs bilang: jodoh maut ditangan hakim, eh salah, ditangan Tuhan. Mungkin jodohnya H5 & BT emang cuma sampai di sini. Idealnya, BT ceraikan H5 dulu baru cari perempuan lain & menikah lagi. Klo begini ketahuan deh, perceraian memang dipicu dg kehadiran pihak ke-3 yg tak lain adalah Mayangsari.

Klo gw jd H5, gw gak bakal ngemis2 lagi (sorrrrri gengsi deh), buat apa????. Klo gw jd H5 lbh baik konsentrasi dg anak cucu. Klo msh ada uang byk, bikin aja kegiatan sosial sambil berdoa semoga BT & Mayang diksh pelajaran kelak. He...he...ngomong sih, emang gampang ya, tp coba suruh ngerasain sendiri. Kata pepatah Swedia, perempuan adalah musuh bagi perempuan lainnya. Oo.....
















onsdag 2 januari 2008

Can anyone bring Patrick Dempsey to me........????

Ini gara2 nonton film "ENCHANTED" atau dalam bahasa Swedia diganti jadi FÖRTROLLAD di bioskop bersama suami & anak weekend lalu. Mungkin karena terbawa romantisme film, sejak itu gw jadi tergila2 dg sang aktor utama Patrick Dempsey ha....ha.....ngaco banget. Dasar lagi puber kedua, jd kayak ABG. Padahal waktu lihat dia di serial TV The Grey Anatomy, kayaknya biasa aja.

Menurut gw sih, film Enchanted itu emang asik banget jadi tontonan. Sangat menghibur. Gw salut dgn si pembuat film (baik yg bikin skenario maupun sutradaranya). Mereka sangat pintar meramu cerita: komedi romantik & musikal. Ih...cewek2 pasti suka deh, dg film ini. Suami gw aja yg biasanya gak suka film2 romantis, jadi ikut menikmati krn dia suka kejadian2 lucu di film itu.

Ketika ke luar dari bioskop, gw langsung bilang ke suami: "Sayang, nanti klo udh ada DVD-nya beliin gw, ya...."

Hubby: "Lah....emang gak cukup udah nonton di bioskop?"
Gw: "Gak....! Soalnya filmnya asik. Gw naksir berat ama aktor utamanya yg ganteng. Btw, kamu prince of my dream bukan, ya?".

Hubby: "Ah...itu kan film, sayang...."

Ha....ha.....untung suami gw penyabar & kebapakan, klo suami2 lain mungkin gw udh ditendang seketika, he...he...kagak salah deh, gw kawin ama doi.
Interested in Patrick Dempsey, you can take a look at his official site:
http://http//www.patrick-dempsey.org/